Rabu, 13 April 2011

SOLOPRENEUR

Solopreneur dapat diartikan sebagai seorang yang menjadi majikan bagi dirinya sendiri. Seorang solopreneur memimpin dan menggerakkan perusahaan/ bisnisnya sendiri. Ada begitu banyak bisnis semacam ini yang ditemukan di Amerika Serikat, bahkan jumlahnya mendominasi jumlah bisnis di AS secara keseluruhan.

Namun menjadi seorang solopreneur bukan sebuah hal mudah yang bisa dijalankan oleh semua orang dengan baik. Meskipun Anda seorang karyawan teladan dan paling andal di kantor yang mengerti seluk beluk bidang Anda dengan sangat baik, bukan berarti menjadi solopreneur akan menjadi hal yang mudah bagi Anda.

Akan tetapi sebelumnya Anda harus memperhatikan beberapa faktor, seperti business plan yang konkret dan spesifik. Sertakan tujuan Anda dalam memulai bisnis secara rinci. Dengan menuangkan ide dan tujuan dalam sebuah business plan yang tersusun dengan baik, Anda akan mendapatkan petunjuk awal apakah sebuah ide bisnis benar-benar bisa diwujudkan atau hanya sebuah pepesan kosong. Dan walaupun benar ide bisnis Anda memang bagus dan profitable, akan ada tantangan yang lebih besar yang harus dihadapi saat bisnis berkembang dengan pesat. Untuk itu Anda harus mengantisipasi dengan membuat perencanaan yang lebih baik. Faktor lain yang harus diperhatikan ialah sumber modal (finansial). Pastikan Anda memliki sebuah persediaan/ tabungan yang Anda sisihkan. Perhatikan juga bahwa keuangan bisnis harus dipisahkan dari keuangan pribadi sehingga jika bisnis tidak berjalan tidak sesuai rencana, Anda tidak benar-benar jatuh bangkrut. Bila Anda tidak mampu membayar utang bisnis, keuangan pribadi Anda pun akan terancam karena sedikit banyak Anda akan dipaksa oleh keadaan untuk membebankannya pada tabungan dan aset pribadi. Faktor selanjutnya ialah kesesuaian dengan kepribadian, minat dan bakat Anda.

Fokus pada hal yang penting
Perhatikan waktu dan fokus Anda. Jangan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengurus hal-hal yang kurang esensial. Fokus pada usaha untuk menemukan peluang bisnis baru. Jalin relasi dan juga yang tidak kalah penting ialah lebih memahami siapa saja yang menjadi pelanggan Anda.

Jelajahi celah-celah untuk bisa bekerjasama dengan bisnis lain yang berdasarkan asas saling menguntungkan. Sediakan waktu untuk publikasi bisnis di jejaring sosial, sehingga bisnis Anda lebih mudah ditemukan calon pelanggan potensial.

Solopreneur juga idealnya memiliki karakteristik berdisiplin keras dan tidak mudah terganggu fokus terutama saat sedang bekerja. Kedisplinan ini harus tumbuh dari dalam pribadi solopreneur itu sendiri. Berikan batasan terhadap waktu yang Anda bisa habiskan untuk bersosialisasi dengan pelanggan, terutama jika Anda masih memiliki banyak pekerjaan untuk diselesaikan.

Delegasikan
Anda bukan manusia super. Hampir mustahil untuk menangani semua hal dan keperluan bisnis sendirian tanpa bantuan orang lain. Jika Anda merasa tidak terlalu berpengalaman atau terampil dalam suatu hal, tidak ada salahnya membebankan pekerjaan tersebut kepada orang lain yang lebih berpengalaman. Anda tidak perlu merekrut pekerja tetapi bisa menggunakan tenaga outsource atau freelancer. Ini bisa menghemat waktu Anda agar bisa menangani hal lain yang lebih krusial bagi bisnis seperti riset, penjualan, pemasaran, dan sebagainya.

Selain itu, Anda bisa manfaatkan kemajuan teknologi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang terlalu lama jika dikerjakan dengan cara konvensional. Beberapa aplikasi yang bisa Anda gunakan untuk menghemat waktu ialah:

* QuickBooks : Program akunting untuk bisnis kecil
* Quicken Home Office : Software keuangan untuk pengelolaan finansial pribadi dan bisnis
* Filemaker : Software manajemen database
* eFax : Mengubah fax menjadi file PDF yang dikirimkan ke e-mail
* Google Docs and Calendar : Membuat dokumen, presentasi, catatan kegiatan dan sebagainya.
* Mail Chimp : layanan pemasaran via email gratis dan pengelola daftar email.

Untuk pendelegasian tugas pencatatan aktivitas keuangan, meskipun bisa dilakukan orang lain, mau tidak mau Anda juga harus belajar. Mengapa? Karena keuangan yang tidak terawasi dan dimengerti dengan baik oleh pemilik bisnis akan sulit diketahui perkembangannya dengan transparan.

Sebagai solopreneur, pikirkan juga kemungkinan-kemungkinan tidak terduga seperti musibah, pembayaran utang yang tidak terlunasi, liburan, dan keperluan lain yang mendesak sehingga Anda tidak mungkin mengurus bisnis.

Jangan segan bertanya dan belajar
Penting juga untuk selalu belajar dengan orang-orang yang mengerti bisnis lebih baik dari Anda. Mintalah kesempatan untuk mendapatkan bimbingan atau sekadar waktu untuk berdiskusi. Anda bisa juga bertukar pengalaman dengan sesama pemula.

Kesulitan untuk berkomunikasi dan belajar di dunia nyata bukan alasan untuk berhenti bertanya dan belajar. Dengan banyak keuntungan dari web 2.0 sekarang, Anda hanya cukup bersosialisasi di jejaring sosial, blog atau forum untuk bisa melakukannya.

Seimbangkan kehidupan
Fleksibilitas yang Anda dapatkan saat bekerja sebagai seorang solopreneur bisa berdampak negatif bagi kehidupan pribadi dan keluarga Anda. Karena Anda bisa bekerja kapan saja dan di mana saja Anda mau, sangat mudah untuk mencampuradukkan waktu bekerja dengan waktu yang seharusnya diperuntukkan untuk pribadi dan keluarga.

Ada sebagian solopreneur yang bisa dengan bangga menceritakan bagaimana mereka bisa bekerja saat mereka mau. Namun, di sisi lain ada sebagian solopreneur yang bekerja terlalu keras hingga tak mengambil rehat atau liburan hingga bertahun-tahun lamanya.

Patut diperhatikan bahwa keseimbangan antara kehidupan profesional, pribadi dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Dan kita harus selalu ingat bahwa diri kita dan orang-orang yang kita kasihi-lah yang menjadi fokus utama dari semua usaha yang Anda lakukan selama ini. Jadi saat kita mengabaikan keseimbangan 3 jenis kehidupan ini, kita akan kesulitan untuk melangkah lebih maju sebagai pribadi yang utuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar